PENDEKATAN EVEN ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DAN DAYA SAING SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS



PENDEKATAN EVEN ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DAN DAYA SAING
SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Afif Khoirul Hidayat

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Musamus Merauke
Jl. Kamizaun Mopah Lama, Merauke 99600
Email : afif@unmus.ac.id

Abstrak

Pendidikan merupakan suatu proses untuk mencerdaskan kehirupan bangsa. Salah satu permasalahan yang mendasar dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah kualitas, kuantitas dan relevansi. Penididikan jasmani merupakan integral dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani harus selalu berusaha mengkreasikan dan mengimplementasikan ilmu olahraga terbarukan menjadi satu kombinasi nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, dan kebijakan tidak hanya bagi lembaga pendidikan tapi juga stakeholder dan masyarakat. Dalam rangka menjawab tuntutan perkambangan zaman yang begitu pesat, maka proses pendidikan jasmani di Indonesia harus segera menyesuaikan dengan pesatnya perkembangan zaman tersebut terutama terhadap perkembangan dunia usaha yang bergerak dalam bidang barang maupun jasa teknologi. Bentuk pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan event organizer merupakan salah satu cara yang sangat baik dalam rangka menjawab permasalahan atas perkembangan dunia usaha yang begitu pesat dan menuntut siswa memiliki berbagai ketarampilan khusus agar dapat bersaing dan bertahan ketika sudah terjun di dunia kerja. Pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan event organizer merupakan suatu bentuk pembelajaran dengan memberi tugas kepada siswa menjadi beberapa kelompok kerja yang erat kaitannya dengan penyelenggaraan kejuaraan olahraga. Pada pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan event organizer guru harus selalu menekankan bahwa semua siswa harus mendapat tugas ganda, sehingga selain berperan sebagai salah satu panitia penyelenggara kejuaraan olahraga semua siswa tetap bergerak dengan intensitas tinggi seperti pada pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnnya.

Kata kunci: event, organizer, kualitas, daya saing.



1.    Pendahuluan
Pendidikan diselanggarakan dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan merupakan suatu proses yang sangat kompleks sebagai sub sistem dalam pembangunan bangsa. Di dalamnya terintegrasi komponen siswa, pengajar, kurikulum, sarana, prasarana tata kelola penyelenggaraan dan keuangan. Keberhasilan mewujudkan amanat tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu dukungan secara intagratif dari sub sistem lain. Cita-cita luhur mencerdaskan bangsa itu sulit dicapai bila fenomena yang berlawanan dengan praktik pendidikan terus mengemuka di dalam masyarakat. [1]
Dalam undang-undang nomor 20 tentang sistem pendidikan Nasional tersebut dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan itu harus disadari arti pentingnya, dan direncanakan secara sistematis, agar suasana belajar dan proses pembelajaran berjalan secara optimal. Dengan terbentuknya suasana dan proses pembelajaran tersebut, peserta didik akan aktif mengembangkan potensi sesuai dengan bakat dan minatnya. Dengan berkembangnya potensi peserta didik, maka mereka akan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, ke-pribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Salah satu permasalahan yang mendasar dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah kualitas, kuantitas dan relevansi. Peningkatan kualitas pendidikan dewasa ini merupakan kebutuhan yang mendesak, meningat kualitas pendidikan di Indonesia sudah jauh tertinggal dari negara tetangga, apalagi jika dibandingkan dengan negara maju. Di pihak lain, kegiatan pembangunan yang sedang dilakasnakan membutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas, demokratis, dan tanggap terhadap masalah-masalah praktis yang harus segera diselesaikan. Sumberdaya manusia yang demikian sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan
[2] Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang berisikan serangkaian materi pelajaran yang memberikan konstribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya meningkatkan.
Sebagai bagian dari pendidikan, pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang memiliki kedudukan yang vital dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM). Keberadaan pendidikan jasmani telah diakui oleh pemerintah dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 42 khususnnya isi kurikulum pendidikan dasar dan menegah yang menetapkan pembelajaran pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah mulai tingkat SD sampai dengan SLTA. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan jasmani telah menjadi bagian integral dadi proses pendidikan. [3]
[4] Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 menyatakan bahwa, Standar nasional pendidikan memuat kriteria minimal tentang komponen pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang dan jalur pendidikan untuk mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kekhasan programnya. Berdasarkan peraturan tersebut maka seorang guru harus berusaha memberikan materi pendidikan jasmani yang berkualitas tinggi dan mampu menunjang kualitas hidup serta masa depan siswannya. Namun fenomena yang terjadi di lapangan, guru pendidikan jasmani hanya focus memberikan materi praktik olahraga dengan pendekatan kepelatihan yang kaku, miskin kreativitas dan apresiasi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirasa perlu adanya pembaharuan bentuk pembelajaran dalam pendidikan jasmani, salah satunya adalah dengan mengemas pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan event organizer.
Event organizer merupakan sebuah pihak yang mengelola dan mengatur suatu acara yang diselenggarakan atas permintaan klien. Sebenarnnya profesi event organizer ini sudah ada sejak dulu dan sering dilaksanakan oleh siswa dalam praktik sehari-hari di sekolah, contohnnya seperti apabila di sekolah melaksanakan acara-acara sederhana. Biasannya ada susunan kepanitiaan yang dilaksanakan olah siswa, mulai dari penanggung jawab acara, seksi pendanaan, seksi perlangkapan, seksi komsumsi, dan sebagainnya, mereka sudah dapat dikategorikan sebagai event organizer secara sederhana, karena meraka bekerja bersama-sama dan bersinergi untuk menorganisir seluruh proses muali dari persiapan hingga pelaksanaan acara.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai bentuk pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah menengah atas dengan menerapkan pendekatan even organizer. Melalui bentuk pembalajaran ini diharapkan siswa akan dapat menerapkan ilmu yang didapat dari proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan even organizer dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada proses penyelenggaraan perlombaan untuk memeperingati hari besar negara Indonesia. Berbekal kemampuan yang mumpuni terkait  even organizer, akan membuat siswa dapat menciptakan sebuah perlombaan di masyarakat yang awalnya hanya biasa saja menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual, menarik minat penonton dan mempu mengerakkan roda perekonomian di masyarakat luas.

2.    Pembahasan
a.       Pengertian Event Organizer
Event organizer merupakan seni mengatur dan mengelola suatu kegiatan agar memiliki nilai dan dampak manfaat yang lebih besar. Ragam aktivitas event antara lain entertainment event dalam bentuk pertunjukan musik, nonton bersama, pentas seni, olahraga dan teatrikal. Diasmping itu bentuk event lain yang sering dimanfaatkan pemasar untuk mempromosikan produknnya adalah sport event, exhibition, seminar atau convention event, perlombaan dan lain-lain. Pemilihan bentuk event tertentu saja sangat dipengaruhi oleh sejauh mana relevansi event terhadap segmen pasar mereka.
[5] Terdapat dua fokus utama sebagai tolak ukur keberhasilan suatu event. Tolak ukur yang pertama asalah kesuksesan dalam kemasan dan berlangsungnya acara, sedangkan tolak ukur yang kedua adalah profit oleh sebab itu berdasarkan dua hal di atas, event dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu event murni dan event sponsor. Event murni yaitu event yang segala sesuatu ditanggung dan diselenggarakan oleh pihak event organizer, baik kemasan, penyajian acara, maupun pencarian sponsor untuk mendapatkan dana yang nantinnya dikurangi dengan separuh biaya persiapan dan pelaksanaan event dapat menjadi keuntungan pihak event organizer. Event sponsor atau by project merupakan event yang dikerjakan event organizer sebenarnnya telah berkurang sebagai sebagian karena pembiayaan dan profit sudah diperoleh dari sponsor atau perusahaan penyelenggara. Event organizer hanya merupakan tugas dengan berusaha melaksanakan event sebaik-baiknnya dengan kemasan acara yang dapat menjadi ikon produk dengan target audiens sesuai keinginan sponsor. [6]
Dalam rangka mewujudkan kesuksesan sebuah event merupakan sebuah kerja keras yang membutuhkan konsep yang jelas dan terarah. Di bawah ini beberapa tahapan strategis dalam menyelenggarakan sebuah event:
1)       Konsep yang menarik dan kreatif
2)       Proses tahapan pembuatan event
3)       Eksekusi event yang significant
4)       Konsep Yang Menarik dan Kreatif
Dalam rencana pembuatan konsep event, tim kerja atau panitia event harus kritis dengan apa yang sedang marak di lingkungan sekitar, baik lokal, nasional, maupun global. Setelah tema tercipta, maka tim kerja harus memberikan perbedaan dalam konsep tersebut dari event organizer yang lain. Tim kerja harus berani melakukan eksperimen dalam pembuatan konsep yang berbeda, bahkan jika perlu sesuatu yang belum pernah di bayangkan orang. Kegiatan Jelas itu sangat penting, karena itulah sebuah event organizer harus memiliki ide-ide kreatif. Kita tidak ingin membuat suatu acara hanya sebatas acara biasa. Tetapi alangkah baiknya jika acara tersebut dapat membuat kenangan tersendiri. Dari konsep inilah semua rancangan acara akan kita buat,” [7]
Perencanaan yang dilakukan oleh tim kerja event organizer haruslah dilakukan secara matang. Berikut adalah tahapan yang harus dilakukan oleh tim kerja atau panitia event agar penyelenggaraan event dapat berjalan lancar dan menghasilkan kegiatan yang meriah,
1)       Mencari konsep yang kreatif.
2)       Menuangkan konsep dalam suatu rancangan tertulis.
3)       Membentuk tim untuk event yang akan di selenggarakan.
4)       Membicarakan konsep dengan tim dan membuat skema aturan mainnya (Kerangka Pikiran), kemudian menyusunnya dalam bentuk proposal.
5)       Menentukan pihak-pihak yang akan terlibat dalam event tersebut, dan membuat daftar tujuan proposal.
6)       Menyebarluaskan proposal, dengan cara yang tepat.
7)       Melakukan follow up terhadap proposal, dan memberikan batas waktu kepada calon sponsor.
8)       Menghubungi seluruh supplier, pengisi acara, reconfirm venue dan seluruh atribut pendukung lainnya. Seperti, perijinan, keamanan dll.
9)       Melakukan kontrak kepada semua pihak
10)   Melakukan technical meeting dengan seluruh pengisi/pendukung acara
11)   Jika diperlukan melakukan konferensi pers
12)   Melakukan publikasi
13)   Merekruit sesuai dengan kebutuhan
14)   Siap melakukan loading dan akhirnya eksekusi
Selain perencanaan tahapan pada eksekusi event juga memiliki peran yang signifikan terhadap berhasil tidaknnya penyelenggaraan suatu event. [8] Terdapat hal-hal yang harus dilakukan oleh tim kerja event organizer dalam mengeksekusi suatu event:
1)       Pemilihan orang-orang yang berpotensi dan sesuai dengan posisi yang akan dilakukan di event tersebut, misal; stage manager, seksi perlengkapan, seksi dokumentasi, seksi konsumsi, dll..
2)       Pemilihan supplier yang significant dan berkualitas, baik dalam hal perlengkapan, konsumsi, dll.
3)       Membuat rundown acara yang tidak boleh ada putusnya, tetap mengalir (padat).
4)       Tepat waktu.
5)       Konsep event harus sesuai dengan apa yang telah dipresentasikan awal kepada klien.
6)       Sesering mungkin meng-announce produk klien kepada audience, atau ucapan terima kasih.
7)       Menjaga keamanan dan ketertiban event sehingga tidak menelan korban jiwa atau sejenisnya.
8)       Hasil acara diliput di media cetak / elektronik
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa event organizer merupakan ragam aktivitas entertainment dalam bentuk pertunjukan musik, nonton bersama, pentas seni, olahraga dan teatrikal. Dalam rencana pembuatan konsep event, tim kerja atau panitia event harus kritis dengan apa yang sedang marak di lingkungan sekitar, baik lokal, nasional, maupun global.
b.      Strategi Peningkatan Mutu Event Olahraga
Mutu adalah seluruh ciri serta sifat barang atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun tersirat. [9] Mutu event olahraga adalah kunci penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan atau penguna jasa event olahraga yang terdiri dari strategi untuk mencapai mutu pemasaran total yang tergantung pada koordinator total quality marketing (mutu pemasaran total) suatu event olahraga, dengan memerlukan pemahaman-pemahaman sebagai berikut:
1)      Mutu harus disadari pelanggan yang terdiri dari penonton dan pemain,
2)      Mutu harus selalu ditampilkan dalam setiap kegiatan event,
3)      Mutu memerlukan komitmen panitia penyelenggara event,
4)      Mutu memerlukan mitra yang bermutu (sponsor),
5)      Peningkatan mutu sering memerlukan lompatan jauh ke depan,
6)      Mutu tidak perlu mahal.
[10] Terdapat enam (6) konsep strategi kepuasan pelanggan atau penguna jasa event, yaitu sebagai berikut:
1)      Relationship marketing strategy, yaitu cara untuk menciptakan hubungan jangka panjang untuk mewujudkan kesetiaan pelanggan melalui kemitraan. Contohnya mengadakan hubungan kerja sama dengan sekolah-sekolah klub-klub olahraga, dan KONI dengan terencana.
2)      Superior customer service strategy, yaitu menawarkan jasa yang lebih baik dibandingkan dengan jasa yang ditawarkan pesaing. Contoh Klinik kebugaran selain menawarkan senam aerobik, fitness centre, juga menawarkan terapi terhadap pasien yang stroke.
3)      Extra ordinary guarantees strategy, yaitu memberikan jaminan istimewa untuk mengatasi kerugian pelanggan. Contohnya para mahasiswa yang mengikuti pertandingan mendapat asuransi kecelakaan.
4)      Customer complain handling strategy, yaitu penanganan keluhan untuk merubah ketidakpuasan menjadi kepuasan dan loyalitas pelanggan. Pada organisasi olahraga ada penanggungjawab khusus yang menangani permasalahan pada saat berlatih.
5)      Service performance improvement strategy, yaitu perbaikan setiap dimensi kualitas secara periodik dan terus menerus untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Contohnya gedung olahraga, peralatan, pelayanan terhadap atlet/ member, kemanan, dan lain-lain).
6)      Quality function deployment strategy, yaitu perancangan suatu proses sebagai respon terhadap kebutuhan dan tuntutan pelanggan. Klub dan perkumpulan olahraga harus selalu cepat dalam menanggapi kebutuhan dan tuntutan masyarakat sehingga dapat memanfaatkan yang ada.
Koordinator bisnis pada event organizer harus berusaha dapat menata sasarannya secara hirarkis dari yang paling penting sampai yang kurang penting, dengan misi memberikan pelayanan baik bagi penonton dan pemian dalam sebuah event. [11] Dasar pemikiran strategis dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1)      Keunggulan biaya keseluruhan, yaitu manajer berusaha menekan biaya produksi dan distribusi serendah mungkin sehingga harganya lebih rendah dari pada pesaingnya.
2)      Pembedaan (Deferensiasi), yaitu manajer berusaha mencapai kinerja yang terbaik sesuai dengan keinginan pelanggan. Pembedaan terbaik dapat berupa dalam pelayanan, mutu, gaya, teknologi, dan lain-lain.
3)      Fokus, yaitu manajer memfokuskan pada salah satu segmen pasar yang sempit dan tidak mengejar pasar umum. Contoh: (a) membuka kursus tenis bagi eksekutif yaitu: direktur, rektor, dekan, bupati, dll. (b) Pengobatan alternatif dengan latihan pernafasan.
Penyelenggaraan event olahraga merupakan sebuah aktivitas yang lazim dilaksanakan di masyarakat. Beberapa moment dalam penting olahraga biasanya selalu menghadirkan acara dengan berisikan berbagai pertandingan dan perlombaan olahraga. Dengan kata lain penyelenggaraan event olahraga sebenarnya bukan merupakan hal baru dalam kurun pertumbuhan perkembangan budaya di masyarakat kita.
Dewasa ini, di Indonesia telah banyak event olahraga yang diselenggarakan secara formal. Namun banyak event yang justru diselenggarakan secara nonformal dan bersifat temporal spontanitas. Penyelenggaraan event olahraga formal terkait dengan ajang kompetisi cabang-cabang olahraga dalam level tertentu. Dalam tataran event formal ini kita telah familiar dengan Pekan Olahraga Pelajar, Pekan Olahraga Mahasiswa, Pekan Olahraga Daerah, Pekan Olahraga Nasional, Sea Games, Asian Games, bahkan Olimpiade. Sementara itu terdapat banyak penyelenggaraan event olahraga nonformal yang bentuk dan variasinya amat beragam. Berbagai festival olahraga dan berbagai aktivitas kompetisi hiburan dikembangkan dan dikreasikan oleh beberapa event organizer (EO).
Penyelengaraan olahraga formal dan nonformal keduanya merupakan kekayaan dalam tradisi, budaya, dan peradaban masyarakat. Bentuk, mutu, dan dampak penyelenggaraan merupakan indikator tentang eksistensi kemasyarakatan bahkan kebangsaan. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika banyak daerah maupun negara yang “berebut” untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan suatu event olahraga, terutama olahraga formal yang sudah diagendakan secara berkala dalam tingkat domestik, maupun pada tataran internasional.
Hakikat penyelenggaraan event olahraga setidak-tidaknya memiliki berbagaai substansi yang meliputi pemahaman bahwa penyelenggaraan sebuah event adalah: (1) bagian integral dari upaya pembinaan olahraga sekaligus sebagai titik kulminasi upaya pembinaan secara menyeluruh: membangkitkan minat, pemanduan bakat, seleksi, dan kompetisi; (2) ajang pertarungan martabat dan kehormatan bangsa; (3) ajang persaingan bisnis dan industri olahraga; dan (4) sarana edukasi sosial dan entertainment.
Sejak lahirnya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (UUSKN), gerakan penataan keolahragaan nasional sampai pada tahap penguatan secara yuridis formal. Secara lebih operasional, UUSKN kemudian diikuti dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 yang mengatur tentang Penyelenggaraan Olahraga. Penyelenggaraan olahraga pasca lahirnya PP Nomor 16 Tahun menjelaskan secara kongkret bahwa pemerintah tidak sekadar telah meletakkan payung hukum yang lebih kuat, tetapi juga menjelaskan secara tegas tentang sebuah kebijakan olahraga nasional yang mensistem dan diberlakukan secara nasional. [12]
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007, telah dijelaskan bahwa standarisasi nasional keolahragaan bertujuan untuk menjamin mutu penyelenggaraan sistem keolahragaan nasional melalui pencapaian standar nasional keolahragaan. Lingkup Standar Nasional Keolahragaan, meliputi: (1) Standar Kompetensi Tenaga Keolahragaan, (2) Standar Isi Program Penataran/Pelatihan Tenaga Keolahragaan, (3) Standar Sarana dan Prasarana Olahraga, (4) Standar Pengelolaan Organisasi Keolahragaan, (5) Standar Penyelenggaraan Keolahragaan, dan (6) Standar Pelayanan Minimal Keolahragaan.
[13] Upaya pencapaian tingkat kualitas jasa pelayanan event olahraga, sangat erat hubungannnya dengan tingkat kepuasan pelanggan atau penonton. Karena sulitnya pelayanan kualitas jasa dalam event olahraga, maka perlu strategi dalam konsep manajemen pemasaran jasa adalah sebagai berikut :
1)      Merumuskan suatu strategi pelayanan dalam event olahraga, yaitu strategi tingkat keunggulan yang dijanjikan kepada pengguna jasa. Hal ini meliputi; bidang bisnis apa yang berhubungan dengan olahraga, siapa calon penguna jasannya, dan apa yang dibutuhkan pengguna jasa.
2)      Mengkomunikasikan kualitas pada penguna jasa event olahraga, yaitu menginformasikan kepada pelanggan sehingga mengetahui dengan jelas tingkat pelayanan yang akan diperoleh, antara lain ruang tunggu, peralatan yang modern, pemeriksaan kesehatan yang berkala dan lain-lain.
3)      Menetapkan suatu standar yang jelas dan terukur, walaupun pada jasa event olahraga sulit untuk menetapkan standar, tetapi perlu dibisniskan sehingga bagi pelanggan akan jelas mengenai tingkat kualitas yang akan dicapai.
4)      Menetapkan sistem pelayanan yang efektif pada pengguna jasa event olahraga, yaitu memberikan suatu sistem, metode dan prosedur yang efektif untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa secara tepat.
5)      Personil panitia event olahraga yang berorientasi pada kualitas pelayanan, yaitu instruktur, pelatih, atau tukang pijat yang berkualitas dan bersertifikat serta mengetahui dengan jelas standar kualitas pelayan.
6)      Melakukan survai tentang kepuasan pengguna jasa secara periodik dan sistimatis sehingga dapat mengetahui tentang kepuasan pengguna jasa olahraga dan kebutuhannya yang selalu berubah-ubah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mutu event olahraga adalah kunci penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan atau penguna jasa event olahraga yang terdiri dari strategi untuk mencapai mutu pemasaran total yang tergantung pada koordinator total quality marketing (mutu pemasaran total) suatu event olahraga. Upaya pencapaian tingkat kualitas jasa pelayanan event olahraga, sangat erat hubungannnya dengan tingkat kepuasan pelanggan atau penonton. Karena sulitnya pelayanan kualitas jasa dalam event olahraga, maka perlu strategi dalam konsep manajemen.
c.       Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMA
Pembelajaran dalam arti umum dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil dari proses pembelajaran itu sendiri. [14] Pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Berdasar pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik untuk memberikan kegiatan belajar yang efektif dan efisien .Pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai bentuk maupun cara yang digunakan. [15] Pembelajaran yang efektif harus dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai macam media pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas sebagai seorang guru wajib kirannya memiliki kiat maupun seni untuk memadukan antara media yang digunakan dan pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dihasilkan akan memiliki kualitas atau bobot yang tinggi.
Pendidikan jasmani sebagai komponen secara keseluruhan dari pendidikan telah disadari manfaatnya oleh banyak kalangan. Dengan demikian, pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari penidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketarampilan gerak, ketrampilan berpikir kritis, ketarampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktiviats jasmani yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
[16] Pendidikan jasmni bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam apek fisik, mental, soaisl, emosional, dan moral. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional bab II pasal 4 disebutkan bahwa” pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. [17]
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, seorang guru pendidikan jasmani harus memahami materi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan individual sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Materi pembelajaran merupakan bahan yang digunakan untuk menapai atau untuk mewujudkan terselengarannya tujuan yang telah dirumuskan. [18]
Materi pendidikan jasmani sangat berguna dan semuanya saling berkaitan. [19] Materi mata pelajaran penidikan jasmani meliputi pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri atau senam, aktivitas ritmis, akuatik dan pendidikan luar kelas. Sehingga seorang guru harus menetapkan tujuan yang bersifat umum menjadi bersifat khusus, serta memilih materi pembelajaran yang sesuai dan paling baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
[20] Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, pendidikan jasmani memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kreatif, serta peran kritis dan evaluatif,
1)      Peranan Konservatif
Peran konservatif pendidikan jasmani adalah melestarikan berbagai nilai budaya olahraga tradisional sebagai warisan masa lalu. Sebab sekarang ini era globalisasi memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing yang menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatifnya pendidikan jasmani berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai – nilai luhur masyarakat, sehingga keajegan dan identitas masyarakat akan tetap terpelihara.
2)      Peran Kreatif
Peran kreatif dalam pendidikan jasmani harus ada sebab, masyarakat selalu bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan. Dalam hal ini pendidikan jasmani harus mengandung hal – hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis. Kreatifitas dalam pendidikan jasmani diperlukan karena pendidikan jika tidak mengalami perubahan – perubahan akan tertinggal, sehingga pelajaran yang diberikan menjadi kurang bermakna dan tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat.
3)      Peran Kritis dan Evaluatif
Pendidikan jasmani di sini berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai atau budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak didik. Pendidikan jasmani harus berperan menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik. Dalam proses pengembangannya harus berjalan simbang. Penidikan jasmani yang terlalu menonjolkan konservatifnya cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan zaman. Seballiknya pendidikan jasmani yang menonjolkan peran kreatifnya dapat membuat hilangnya nilai – nilai budaya masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani harus selalu berusaha mengkreasikan dan mengimplementasikan ilmu olahraga terbarukan menjadi satu kombinasi nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, dan kebijakan tidak hanya bagi lembaga pendidikan tapi juga stakeholder dan masyarakat. Pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan event organizer merupakan salah satu cara yang paling baik dalam rangka menjawab permasalahan dan tantangan pendidikan yang telah diuraikan di atas. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan event oraganizer, siswa dituntut untuk menjadi individu yang kreatif, konservatif, kritis dan evaluatif.
d.      Pendekatan Event Organizer dalam Pendidikan Jasmani di SMA
Perkembangan dunia usaha di Indonesia, dewasa ini telah memperlihatkan ke arah yang menggembirakan. Terbukti dengan semakin menjamurnya berbagai bentuk badan usaha yang bergerak dalam bidang barang maupun jasa, baik itu skala kecil maupun besar. Salah satunya adalah Event Organizer. Dalam pengertian ini yang dimaksudkan dengan Event Organizer lebih mengarah pada profesi, yaitu suatu lembaga baik formal maupun non formal, yang di percaya untuk melakukan kegiatan. Misal; peluncuran suatu produk baru, pesta, seminar, pagelaran musik, dan lain sebagainya, di sesuaikan dengan permintaan pengguna jasa atau inisiatif Event Organizer sendiri.
Berdasarkan tuntutan perkambangan zaman yang begitu pesat, maka proses pendidikan di Indonesia juga harus segera menyesuaikan dengan pesatnya perkembangan usaha yang bergerak dalam bidang barang maupun jasa teknologi saat ini. Salah satu cara yang harus dilakukan oleh pendidik adalah membekali siswanya berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha yang bergerak dalam bidang barang maupun jasa agar dapat bertahan dan bersaing setelah terjun di dunia kerja.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran formal yang diberikan kepada siswa sekolah menengah atas. Bentuk pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan pendekatan event organizer merupakan salah satu cara yang sangat baik dalam rangka menjawab permasalahan atas perkembangan dunia usaha yang begitu pesat dan menuntut siswa memiliki berbagai ketarampilan khusus agar dapat bersaing dan bertahan ketika sudah terjun di dunia kerja. Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diselanggarakan dengan pendekatan event organizer adalah suatu bentuk pembelajaran dengan membagi siswa menjadi berbagai sub bidang kerja, yaitu: panitia pertandingan, wasit, pelatih dan pemain. Pembagian bub bidang kerja tersebut merupakan bentuk penyederhanaan dari event kejuaraan olahraga yang sesungguhnnya, namun dengan pengenalan sub bidang kerja tersebut kepada siswa, diharapkan siswa dapat mengetahui item-item dasar yang harus dipenuhi sehingga  dapat diselenggarakannya suatu kejuaraan olahraga. Pemahaman item-item dasar penyelengaraan kejuaraan olahraga yang baik oleh siswa dapat digunakan sebagai dasar atau acuan pengembangan pengetahuan untuk pengaplikasian pada kejuaraan atau event olahraga yang sesungguhnnya. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Atas yang dilakukan dengan pendekatan event organizer:
1)   Bagian Pendahuluan
Tahapan ini merupakan awal dari kegiatan belajar mengajar yang merupakan fondasi atau landasan bagi aktivitas berikutnya. Dalam penidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dilakukan dengan pendekatan event organizer, pendahuluan dilakukan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk instruksi melalui komunikasi dengan siswa, memusatkan perhatian siswa pada topik atau materi yang akan disajikan, dan menjelaskan tujuan pembelajaran dengan pendekatan event organizer yang harus dicapai. Ada tiga fungsi pendahuluan yaitu:
2)   Meletakan hubungan awal guru dan siswa.
Hubungan awal yang dimaksud adalah kegiatan saling sapa antara guru dan siswa. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran dengan pendekatan event organizer yang akan dilaksanakan. Hubungan ini untuk menetapkan status dan kewajiban setiap siswa dalam pembagian tugas selama pelaksanaan pembelajaran.
3)   Menangkap perhatian siswa.
Karena siswa berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda (jenis kelamin, kemampuan gerak, pengetahuan, motivasi, minat dan sebagainya) maka guru harus memusatkan dan menangkap perhatian siswa pada pembelajaran yang dilaksanakan. Tujuannya adalah agar pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan event organizer dapat berjalan efektif dengan ditandai aktifnya siswa bergerak melaksanakan tugas gerak sesuai kelompok tugasnnya.
4)   Menyingkapkan substansi materi.
Guru perlu menguraikan materi secara singkat melalui ungkapan-ungkapan dalam bentuk kata kunci (key word) yang mudah dimengerti seluruh siswa. Kata kunci harus singkat, padat, dan jelas atau mudah dimengerti oleh seluruh siswa. Guru juga harus menjelaskan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan pendekatan event organizer.
5)   Bagian Inti
Setelah bagian pendahuluan disampaikan, guru memasuki tahapan bagian inti dari kegiatan belajar mengajar. Pada bagian ini guru harus mempertimbangkan empat hal yaitu :
a)    Ruang lingkup materi.
Guru harus menyampaikan seluruh materi sesuai dengan bahan yang harus dipelajari siswa. Akan lebih baik apabila guru terlebih dahulu memperkenalkan kepada siswa konsep menarik dan kreatif, proses tahapan event dan porses eksekusi event. Khusus berkenaan dengan keterampilan motorik, guru harus menguasai jenis keterampilan tersebut, minimalnya harus mampu mendemonstrasikan atau memberi contoh kepada siswa.
b)    Hubungan materi.
Dalam menyajikan materi, guru harus memahami hubungan antara materi dengan konsep event organizer. Maksudnya adalah agar materi tersampaikan secara sistematis kepada siswa. Hubungan antara sub bidang panitia pertandingan, wasit, pelatih dan pemain sebagai upaya peningkatan keterampilan tahap lanjut disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Yang terpenting lagi selama proses belajar gerak adalah siswa harus melewati tahapan yang sesuai dengan fase belajar gerak usia anak SMA (kognitif, asosiatif, dan otomatisasi).
c)    Teknik penyajian.
Guru harus mampu menyajikan pembelajaran dengan pendekatan event organizer yang disesuaikan dengan materi dan tingkat kemampuan siswa. Pemilihan pendekatan event organizer juga harus tetap memperhatikan ketersediaan media atau alat bantu untuk semakin memperjelas materi yang disajikan. Berikut adalah pembagian tugas yang harus guru jelaskan kepada siswannya sehingga terwujud pembalajaran dengan pendekatan event organizer:
(1)    Sub bidang panitia pertandingan
(a)    Bertugas menyusun pertandingan dari persiapan sampai penutupan.
(b)    Mengorganisir pertandingan
(c)    Membantu masing-masing tim untuk mendapatkan tempat latihan (pembagian lapangan untuk latihan)
(d)    Membuat proposal sederhana untuk sponsor
(e)    Menyediakan untuk kebutuhan tim, pembagian peralatan hingga logistik.
(2)    Sub bidang wasit
(a)    Menyusun peraturan pertandingan
(b)    Menyusun bagan pertandingan
(c)    Menyiapkan peralatan pertandingan
(d)    Memimpin pertandingan
(e)    Menyimpan peralatan setelah pertandingan
(3)    Sub bidang pelatih
(a)    Menyusun materi latihan
(b)    Menentukan dosis latihan
(c)    Menyusun jadwal latihan
(d)    Mendampingi tim pada saat bertanding
(e)    Melakukan evaluasi sederhana pasca pertandingan
(4)    Sub bidang pemain
(a)    Mengikuti proses latihan dengan baik
(b)    Bertanding dengan penuh sportifitas
(c)    Membangun komunikasi yang baik antar pemain
(d)    Membantu tugas panitia pertandingan, wasit dan pelatih
Pada pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan event organizer, guru harus pandai membagi tugas yang harus diemban olah masing-masing siswa. Guru harus selalu menekankan bahwa tidak boleh ada siswa yang hanya menjadi seorang pemain saja, semua harus memiliki tugas ganda atau selain menjadi pemain dia harus merangkap tugas sebagai panitia pertandingan, atau pelatih atau wasit. Pada pebelajaran ini, tugas selain latihan dan proses pertandingan harus di kerjakan di luar jam pembelajaran, sehingga jam pelajaran diisi dengan gerak bukan menyusun proposal sponsorsip, penyusunan bagan dan lain sebagainnya. Pada saat proses latihan semua siswa harus bergabung ke tim masing-masing untuk ikut latihan termasuk panitia dan wasit, sehingga tidak ada siswa yang pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Wasit tidak diperkenankan bertugas saat timnya bertanding, karena saat timnnya bertanding siswa tersebut harus ikut bertanding dan membela timnnya.
d)    Memotivasi siswa.
Materi dan teknik penyajian event organizer yang sudah terorganisir sedemikian rupa tidak akan berarti apa-apa apabila perhatian dan aktivitas siswa tidak sesuai harapan guru karena motivasi siswa yang rendah. Guru harus mampu menyajiakan berbagai variasi bentuk motiovasi agar kegiatan belajar siswa menjadi dinamis dan proses pembelajaran menjadi kondusif.
6)   Bagian Penutup
Pada bagian ini guru dapat merumuskan kesimpulan dan menyampaikan materi yang akan disajikan pada pertemuan berikutnya dengan harapan agar siswa mempersiapkan diri sebaik mungkin. Perlu juga disampaikan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan event organizer bersifat klasikal sebagai umpan balik bagi siswa berkenaan dengan pelaksanaan tugas gerak yang dicapainya. Siswa berhak untuk menanyakan kekurangan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam praktek pendidikan jasmani, bagian penutup biasanya diisi dengan aktivitas penenangan atau relaksasi.
Keputusan penting yang harus diambil selama proses pembelajaran penidikan jasmani dengan pendekatan event organizer yang diawali dengan membuat perencanaan sampai kepada pemilihan jenis evaluasi belajar adalah menetapkan suatu metode pengajaran yang dinilai menjanjikan hasil belajar yang efektif. Proses penetapan itu harus berdasarkan prinsip-prinsip yang mendasari metode-metode proses pembelajaran yang bersumber pada pihak guru, siswa, atau bahan ajar.

3. Penutup
Event organizer merupakan ragam aktivitas entertainment dalam bentuk pertunjukan musik, nonton bersama, pentas seni, olahraga dan teatrikal. Dalam rencana pembuatan konsep event, tim kerja atau panitia event harus kritis dengan apa yang sedang marak di lingkungan sekitar, baik lokal, nasional, maupun global. event olahraga adalah kunci penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan atau penguna jasa event olahraga yang terdiri dari strategi untuk mencapai mutu pemasaran total yang tergantung pada koordinator total quality marketing (mutu pemasaran total) suatu event olahraga. Upaya pencapaian tingkat kualitas jasa pelayanan event olahraga, sangat erat hubungannnya dengan tingkat kepuasan pelanggan atau penonton. Karena sulitnya pelayanan kualitas jasa dalam event olahraga, maka perlu strategi dalam konsep manajemen.
Pendidikan jasmani harus selalu berusaha mengkreasikan dan mengimplementasikan ilmu olahraga terbarukan menjadi satu kombinasi nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, dan kebijakan tidak hanya bagi lembaga pendidikan tapi juga stakeholder dan masyarakat. Pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan event organizer merupakan salah satu cara yang paling baik dalam rangka menjawab permasalahan dan tantangan pendidikan yang telah diuraikan di atas. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan event oraganizer, siswa dituntut untuk menjadi individu yang kreatif, konservatif, kritis dan evaluatif. Berdasarkan tuntutan perkambangan zaman yang begitu pesat, maka proses pendidikan jasmani di Indonesia juga harus segera menyesuaikan dengan pesatnya perkembangan usaha yang bergerak dalam bidang barang maupun jasa teknologi saat ini. Salah satu cara yang harus dilakukan oleh pendidik adalah membekali siswanya berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha yang bergerak dalam bidang barang maupun jasa agar dapat bertahan dan bersaing setelah terjun di dunia kerja.
Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan pendekatan event organizer merupakan salah satu cara yang sangat baik dalam rangka menjawab permasalahan atas perkembangan dunia usaha yang begitu pesat dan menuntut siswa memiliki berbagai ketarampilan khusus agar dapat bersaing dan bertahan ketika sudah terjun di dunia kerja. Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diselanggarakan dengan pendekatan event organizer adalah suatu bentuk pembelajaran dengan membagi siswa menjadi berbagai sub bidang kerja, yaitu: panitia pertandingan, wasit, pelatih dan pemain. Pembagian bub bidang kerja tersebut merupakan bentuk penyederhanaan dari event kejuaraan olahraga yang sesungguhnnya, namun dengan pengenalan sub bidang kerja tersebut kepada siswa, diharapkan siswa dapat mengetahui item-item dasar yang harus dipenuhi sehingga  dapat diselenggarakannya suatu kejuaraan olahraga.

Daftar Pustaka
[1]   Suparlan. “Metode Mengajar untuk Mengasah Otak dan Mengembangkan Sikap Saling Menghormati”. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. pp 1. 2010.
[2]   Andun Sudijandoko. “Pembelajaran Pendidikan Jasmani Yang Efektif dan Berkualitas”. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. pp 11. 2010.
[3]   Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. “Tentang Sistem Pendidikan Nasional”. Jakarta: Depdiknas.
[4]   Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. “Tentang Standar Nasional Pendidikan”. Jakarta: Depdiknas.
[5]   Sulyus Natoradjo. “Event Organizer, Dasar Dasar Event Management”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. pp 71. 2011.
[6]   Andri Kristanto. “Event Organizer Pameran Seni”. Jakarta: Indeks. pp 1.2008.
[7]   Williem Hasli. “Strategi Pemasaran Modern”. Yogyakarta: Liberty. pp 132. 2008.
[8]   Tata Sutabri. “Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek”. Jakarta: Salemba Empat. pp 12. 2008.
[9]   Nanang Fatah. “Landasan Manajemen Olahraga, Remaja Rosdakarya”. Bandung. pp 32. 2009.
[10] Kotler. “Marketing and Public Relation”. New Jersey: Prentice Hall. pp 91. 1994.
[11] Porter M.E. “The Five Competitive Forces That Shape Strategy”. Harvard Business Review.  pp 23. 1999.
[12] Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007. “Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Jakarta: Depdiknas.
[13] Yuyus Suryana. “Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses”. Jakarta: Kencana. pp 3-4. 1999.
[14] Sugihartono. “Psikologi Pendidikan”. Yogyakarta: UNY Press. pp 74. 2007.
[15] Made Wena. “Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Press. pp 10. 2009.
[16] Rosdiani. “Model Pembelajaran dalam Pendidikan Jasamni dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta. pp 26. 2013.
[17] Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989. “Tentang sistem pendidikan nasional”: Jakarta: Depdiknas.
[18] Subagyo. “Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta: Depdikbud. pp 134. 2008.
[19] Syamsudin. “Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTs”. Jakarta: Litara Pranada Media Group. pp 5. 2008.
[20] Wina Sanjaya. “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan”. Jakarta: Prenada Media Group. pp 28-29. 2010.

1 komentar:

camilosaddler mengatakan...

MGM Casino in Tunica: A Review of Casino & Hotel, Entertainment
Read MGM Casino's 2021 review of 광양 출장안마 its gaming floor, dining 시흥 출장안마 options, amenities, and casino near you. Click here to 군산 출장샵 read 경기도 출장마사지 the full 광주광역 출장샵 MGM Review.

Posting Komentar

Powered By Blogger