A. Latar Belakang
Tolak ukur kemajuan suatu bangsa dapat dilihat
berdasarkan tingkat pendidikannya. Pendidikan merupakan kunci utama majunya
suatu bangsa, dengan pendidikan yang baik mampu dihasilkan sumber daya manusia
yang unggul dan dapat menjawab tantangan zaman. Keberhasialan pendidikan suatu
bangsa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah proses belajar
dan mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru di sekolah, dengan kualitas belajar dan mengajar yang baik, dapat dihasilkan
individu yang memiliki tingkat pengetahuan, kepribadian dan keterampilan yang
baik, sehingga pada akhirnya akan berimbas pada semakin baik dan meningkatnya
kualitas suatu bangsa.
Menurut Baharuddin (2007: 13) Belajar adalah sebuah
kegiatan untuk mencapai kepandaian, sehingga dengan belajar manusia menjadi
tahu, memehami, mengerti, dan dapat menentukan apa yang seharusnya dilaksanakan
dan apa yang seharunnya tidak dilaksanakan. Dengan belajar, manusia dapat
memahami arti dari kehidupan, sehingga bila manusia melakukan kegiatan belajar
secara terus menerus, maka ia akan menjadi semakin mengerti akan pentingnya
meningkatkan kualitas kehidupnya. Belajar merupakan suatu kegiatan yang sangat
mempengaruhi masa depan seseorang, dengan belajar seseorang dapat memutuskan
apa yang akan dilakukan dan apa yang tidak akan dilakukan pada masa depan.
Menurut Waluyo Adi (2000:1) Belajar sering diberi
batasan yang berbeda-beda tergantung sudut pandangnya. Batasan-batasan tentang
belajar tersebut pada akhirnya melahirkan aliran-aliran teori belajar, yaitu
teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, teori belajar humanisme
dan teori belajar sibernetik. Menurut teori belajar behaviorisme belajar
merupakan perubahan perilaku berdasarkan stimulus-respons. Teori belajar kognitivisme
beranggapan bahwa belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman sehingga
tidak semata-mata perubahan perilaku namun melalui proses berfikir. teori
belajar humanisme beranggapan bahwa belajar merupakan kegiatan memanusiakan
manusia dan teori belajar sibernetik beranggapan bahwa belajar merupakan
pengolahan informasi.
Peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan jasmani
di sekolah merupakan salah satu hal yang sangat penting. Semakin baik mutu
penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan di sekolah, maka akan semakin baik
pula proses pentransferan ilmu dan hasil dari proses pembelajaran tersebut.
Proses penyelenggaraan pendidikan jasmani yang baik adalah proses pembelajaran
yang didalammnya berusaha mengedepankan dan meningkatkaan kemampuan afektif,
psikomotorik dan kognitif siswanya, sehingga ada keseimbangan perkembangan yang
diperolah siswanya.
Terdapat berbagai cara untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah, salah satunya adalah dengan
penerapan teori belajar behaviorisme dalam proses pembelajarannya. Aliran behaviorisme
merupakan salah satu aliran teori pembelajaran dengan pendekatan modifikasi
perilaku. Tokoh-Tokoh aliran behaviorisme antara lain adalah John B Waston,
Ivan Petrovich Pavlov, Edward Lee Thorndike, Clark Leonard Hull, Edwin Ray
Gutrie, Bhrrhus Frederick Skinner. Setiap tokoh dalam aliran behaviorisme,
beranggapan bahwa dalam pembelajaran yang terpenting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons, namun masing-masing tokoh tersebut
membahas dan menjabarkan teori behaviorisme dengan karakteristik tertentu.
B. Batasan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
mutu suatu pendidikan dapat ditunjang dengan proses belajar yang baik. Terdapat
beberapa macam teori belajar yang ada saat ini, yang semuanya memiliki satu
tujuan, yaitu meningkatkan mutu pendidikan suatu bangsa. Makalah ini akan
membahas teori belajar dalam dunia pendidikan, namun hanya terbatas pada teori
belajar behaviorisme yang dikemukakan oleh Clark Leonard Hull.
C. Teori Belajar Behaviorisme
David Johnson (1979: 8) Learning is a changes within the student that is brought about by the
instruction. Only changes that are due to experience are called learning.
Belajar merupakan proses menuju perubahan, perubahan terjadi karena adanya
sebuah instruksi atau pengalaman. Instruksi dapat berupa instruksi dari guru
atau pembimbing, sedangkan pengalaman dapat berupa kejadian yang dialami oleh
individu, baik itu berupa kejadian yang bersifat positif maupun negatif.
Asri Budiningsih (2002: 17) mengatakan bahwa hal
yang terpenting dalam belajar adalah stimulus
dan respons. Stimulus adalah apa saja yang diberikan oleh guru atau pembimbing
belajar kepada siswa atau peserta didiknya, contoh: alat peraga, video
pembelajaran, daftar kegiatan yang harus dilakukan siswa dan lain sebagainya.
Pada intinya stimulus merupakan suatu
bentuk rangsangan yang diberikan kepada siswa atau peserta didik dalam rangka
membentu proses belajar yang sedang dilalui oleh peserta didik. Sedangkan respons adalah reaksi hasil dari
pemberian stimulus atau respons yang sebelumnya diberikan oleh
guru atau pembimbing belajar. Respons
dapat berupa produk atau nilai yang diperoleh siswa dalam sustu proses
pembelajaran.
Menurut Waluyo Adi (2000: 6), bahwa dalam teori behaviorisme
disebutkan manusia sangat dipengaruhi oleh pristiwa-pristiwa di dalam
lingkungannya, peristiwa tersebut akan menjadi sebuah pengalaman yang akan
berpengaruh pada perubahan perilaku manusia tersebut.
Berdasarkan pemaparan tentang definisi mengenai
teori belajar behaviorisme di atas dapat dijelaskan bahwa, dalam kegiatan
belajar dan mengajar di sekolah yang menerapkan teori belajar behaviorisme, stimulus dan respons menupakan dua faktor yang sangat penting. Berdasarkan stimulus yang diberikan kepada peserta
didik dan respons yang dilakukan oleh
siswa, dapat guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang
dilakukan, hal tersebut dikarenakan hasil pembelajaran atau respons yang dihasilkan dapat dijadikan
tolak ukur baik atau buruknya stimulus
yang diberikan oleh guru kepada siswanya, selain itu respons yang dihasilkan dalam pembelajaran juga dapat digunakan
sebagai alat ukur tingkat kemampuan siswa dalam menguasai materi yang sedang
diajarkan, sehingga bila dihasilkan respons
yang rendah maka guru hendaknya melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran
yang dijalani, dan segera memperbaiki jika terjadi kesalahan dalam proses
pembelajaran.
Dalam pembelajaran di sekolah, khususnya pendidikan
jasmani stimulus dapat diberikan dengan berbagai cara, diantaranya dengan
pertanyaan, perintah, penjelasan, pemberian contoh gerakan suatu cabang
olahraga dan lain sebagainya. Pemberian pertanyaan oleh guru kepadanya siswanya
dalam pendidikan jasmani di sekolah sangat penting untuk dilakukan, karena
dengan pertanyaan siswa akan terangsang untuk melakukan berfikir tentang
berbagai hal dalam pendidikan jasmani. Dalam pebelajaran pendidikan jasmani, siswa
melakukan aktivitas atau gerakan mengikuti perintah gurunya, sehingga pemberian
perintah dalam pebelajaran pendidikan jasmani haruslah jelas dan efektif.
Penjelasan dan pemberian contoh suatu cabang olahraga oleh guru pendidikan
jasmani kepada siswanya memiliki peranan yang sangat penting didalam menentukan
hasil pembelajaran, dengan penjelasan dan pemberian contoh yang baik,
diharapkan siswa juga akan dapat meniru garakan yang dijelaskan atau
dicontohkan, dan mampu melakukan gerakan sendiri dengan baik.
Respons
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah, dapat dihasilkan dalam berbagai bentuk, diantaranya yaitu:
gerakan dalam berbagai cabang olahraga, produk barang yang berkaitan dengan
olahraga, peningkatan kemampuan siswa baik afektif, kognitif maupun psikomotor
dan lain sebagainya. Respons yang
dihasilkan siswa dalam proses pendidikan jasmani dapat digunakan guru untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menguasai materi yang sedang diajarkan
dan tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.
D. Biografi Clark Leonard Hull
Menurut artikel yang ditulis Kartika Ningsih (2010: 1)
Clark Leonard Hull dilahirkan di Akron, New York pada 24 Mei 1884. Ia
dibesarkan di Michigan, dan mendiami satu kelas selama bertahun-tahun. Clark
Leonard Hull mempunyai masalah kesehatan di mata, Orang tuanya miskin, dan ia
pun pernah menderita polio. Pendidikan yang ditempuhnya beberapa kali terputus
karena sakit dan masalah keuangan. Tetapi setelah lulus, dia memenuhi syarat
sebagai guru dan menghabiskan banyak waktunya untuk mengajar di sekolah negeri
yang kecil di Sickle, Michigan.
Clark Leonard Hull adalah seorang tokoh dari teori
belajar behaviorisme. Clark Leonard Hull tertarik dengan teori belajar yang
membuat dia menghasilkan beberapa buku yang berhubungan dengan teori belajar,
antara lain Mathematico Deductive Theory
of Role Learning yang ditulis bersama-sama dengan Hovland, Perkins, dan
Fitch. Principles of Behavior and
Essentials of Behavior dan buku terakhir yang ditulisnya adalah A Behavior System. Clark Leonard Hull
meninggal pada 10 Mei 1952, di New Haven, Connecticut.
E. Teori Belajar Behaviorisme yang
Dikemukakan oleh Clark Leonard Hull dan Penerapanya dalam Pendidikan Jasmani
Menurut Asri Budiningsih (2002: 17) teori belajar
yang dikembengkan Clark Leonard Hull menggunakan hubungan antara stimulus dan respons sehingga dapat dimasukkan kedalam kategori teori belajar behaviorisme.
Perbedaan teori belajar behaviorisme Clark Leonard Hull dengan teori belajar behaviorisme
pada tokoh-tokoh lain adalah terletak pada kentalnya pengaruh teori evolusi
yang dikembangkan oleh Charles Darwin pada teori belajar behaviorismenya.
Pada teori belajar behaviorisme Clark Leonard Hull,
semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup,
kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati
posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia. Sehingga dalam kenyataanya teori
tersebut tidak banyak digunakan dalam kehidupan praktis, namun masih sering
dipergunakan dalam berbagai eksperimen di labolatorium (Asri Budiningsih, 2002:
19-20).
Baharuddin (2007: 83-84) menerangkan bahwa dalam
teori belajar behaviorisme Clark Leonard Hull stimulus (S) mempengaruhi organisma (O) dan menghasilkan respons (R), respon yang dihasilkan
tergantug karakteristik dari stimulus
(S) dan organisme (O). Dalam teori belajar behaviorisme Clark Leonard Hull
terdapat variable intervening taitu
variabel yang dapat mempengaruhi perilaku seperti dorongan, inisiatif, dan
kebiasaan. Teori tersebut disebut teori mengurai dorongan (drive reduction theory). Perbedaan teori belajar behaviorisme Clark
Leonard Hull dengan teori belajar behaviorisme pada tokoh-tokoh lain adalah
bahwa pemenuhan dorongan mempunyai peran yang sangat penting dalam perilaku
manusia. Konsep yang sangat penting dalam belajar behaviorisme Clark Leonard
Hull adalah Kebutuhan (Need), Dorongan
(Drive) dan Perkuatan (Reinforcement)
Kebutuhan merupakan suatu keadaan dimana terjadi
penyimpangan pada seseorang atau organisme, dimana penyimpangan tersebut pada
umumnya merupakan hal-hal yang digunakan untuk kelangsungan hidupnya. Jika
kebutuhan tersebut timbul maka organisme akan bertindak untuk memenuhi
kebutuhannya, hal tersebut dinamakan mereduksi kebutuhan dan teori belajar
tersebut disebut teori reduksi kebutuhan atau need reduction theory.
Dalam pendidikann jasmani, kebutuhan yang timbul
dalam diri siswa akan menyebabkan terbentuknya suatu perilaku yang akan
mereduksi kebutuhan secara berangsur-angsur. Stimulus yang dapat menimbulkan respons
adalah stimulus yang mengenai saraf
sensoris atau reseptor kemudian menimbulkan impuls yang masuk afferent, yaitu saraf gerak dan dapat
mengaktifkan otot-otot maskuler. Semakin tinggi kebutuhan yang harus dipenuhi
dalam proses pembelajaran, maka akan semakin kuat pula usaha siswa dalam melakukan
kegiatan pembelajaran. Suatu kebutuhan harus ada dalam diri siswa yang sedang
belajar, setiap objek, kejadian, atau situasi dapat mempunyai nilai yang perlu diketahui,
apabila hal itu dihubungkan dengan penurunan atau kekurangan pada diri individu
tentang pengetahuan akan objek, kejadian, atau situasi maka individu tersebut
akan lebih terstimuli untuk melakukan respons.
Apabila kebutuhan yang terjadi dalam individu terpenuhi dengan baik maka
hubungan antara stimulus dan respons
akan semakin menguat.
Dalam teori belajar behaviorisme Clark Leonard Hull,
diungkapkan bahwa dorongan biologis merupakan kebutuhan utama seseorang, hal
ini sesuai dengan teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin.
Berpangkal dari teori tersebut, kemudian dorongan di kembangkan lagi menjadi tidak
hanya pemenuhan kebutuhan biologis, namun juga pemenuhan kebutuhan seperti uang, perhatian, afeksi, apresiasi
sosial dan lain sebagainya.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah dorongan dapat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu dorongan
positif dan dorongan negatif. Pemberian semangat dan pujian merupakan contoh
dorongan yang bersifat positif, sedangkan kelelahan dan penghentian aktivitas
jasmani merupakan contoh dorongan negatif. Dalam proses pendidikan jasmani di
sekolah pemberian semangat dan pujian merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk dilakukan oleh guru, pemberian semangat dan pujian, siswa akan lebih
terangsang untuk melakukan aktivitas pendidikan jasmani dengan sungguh-sungguh
dan selalu ingin bisa melakukan berbagai gerakan yang dipelajari. Sesuatu yang
dapat memperkuat hubungan antara stimulus
dengan respons, sangat diperlukan
selama proses pembelajaran pendidikan jasmani. Kelelahan yang ditimbulkan
karena aktivitas fisik dalam pembelajaran pendidikan jasmani menyababkan respons yang diharapkan dalam
pembelajaran menjadi terganggu dan siswa membutuhkan istirahat, sebagai contoh:
jika siswa dilatih melakukan lompat jauh secara berulang-ulang, maka suatu
ketika siswa akan mencapai titik terjauh, setelah siswa melakukan istirahat
maka hasil yang akan dicapai berikutnya akan cenderung lebih baik dari yang
pertama.
Menurut B.R Hergenhahn (2008: 143) bahwa “penguatan
adalah reduksi dorongan”, berdasarkan kalimat tersebut maka dapat diketahui
bahwa ternyata penguatan merupakan bagian dari dorongan, dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, langkah yang dapat dilakukan setelah melakukan dorongan salah
satunya adalah melakukan penguatan. Penguatan dapat ditingkatkan jika respons yang dilakukan terhadap stimulus
dapat memuaskan pelaku, seperti contohnya ketika siswa melakukan gerakan smash
dalam bolavoli, bila hasil smasannya berhasil maka siswa tersebut menjadi
semakin semangat melakukan gerakan smash, bahkan mereka cenderung ingin mencoba
garakan smash yang lebih sulit. Berdasarkan contoh tersebut, maka seharusnya
guru pendidikan jasmani di sekolah berusaha menyusun RPP yang sekiranya dapat memperoleh
suatu hasil respon yang memuaskan siswa.
Kebiasaan juga merupakan sesuatu yang dapat
memperkuat hubungan antara stimulus dan respons.
Kebiasaan merupakan salah satu konsep Clark Leonard Hull yang penting dalam
meningkatkan kemempuan siswa dalam menerima stimulus dan mengolah menjadi respons. Dalam pendidikan jasmani,
kebiasaan merupakan suatu hal yang sangat penting terutama untuk siswa baru.
Biasanya siswa baru di suatu sekolah masih mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya termasuk mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani, namun seiring berjalannya waku dan dengan pembiasaan yang
dikondisikan secara baik oleh guru pendidikan jasmani, siswa menjadi terbiasa
menerima materi yang disampaikan di lingkungan yang baru tersebut, sehingga
kecepatan penerimaan stimulus dan pelaksanaan respons yang dilakukan siswa menjadi semakin meningkat.
Dari semua teori-teori belajar behaviorisme, teori
Clark Leonard Hull terbukti merupakan salah satu teori yang paling provokatif
dengan riset-risetnya, khususnya dalam penyelidikan mengenai peranan penguatan
didalam penegakan reaksi-reaksi bersyarat atau reaksi terkondisikan. Clark
Leonard Hull juga diakui sebagai salah seorang ahli teori belajar behaviorisme
yang paling awal berusaha merumuskan teori belajar secara kuat. Prinsip utama
dalam teori belajar behaviorisme Clark Leonard Hull adalah bahwa suatu
kebutuhan harus ada pada seseorang, sebelum proses belajar itu terjadi dan apa
yang dipelajari itu harus diamati oleh orang lain yang lebih tahu, sebagai seseorang
yang dapat memuaskan kebutuhannya. Terdapat beberapa hal yang sangat penting
dalam proses belajar dari Clark Leonard Hull, yaitu adanya motivation (motivasi
intensif) dan drive stimulus reduction
(pengurangan stimulus pendorongan).
E. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan
tentang teori behaviorisme Clark Leonard Hull di atas, maka dapat disimlulkan
bahwa:
1. Belajar merupakan sebuah kegiatan untuk
mencapai kepandaian, salah satu yang membedakan antara manusia dengan makhluk
lainnya adalah karakteristik kemampuan belajarnya. Teori belajar behaviorisme
adalah suatu teori belajar dengan rangkaian kegiatan yang terdiri dari stimulus, penguatan dan respons.
2. Clark Leonard Hull adalah salah satu
tokoh pendidikan yang mengembangkan teori belajar behaviorisme. Salah satu
perbedaan teori belajar behaviorisme Clark Leonard Hull dengan teori belajar behaviorisme
pada tokoh-tokoh lain adalah bahwa pemenuhan dorongan pada teori belajar behaviorisme
Clark Leonard Hull memiliki peran yang sangat penting dalam perilaku manusia
3. Teori belajar behaviorisme yang
dikemukakan oleh Clark Leonard Hull memiliki pengaruh yang kental dengan teori
evolusi yang dikembangkan oleh Charles Darwin.
Dalam teori belajar behaviorisme yang
dikemukakan oleh Clark Leonard Hull penerapan drive reduction theory. Menurut Clark Leonard Hull dalam suatu
kelas seharusnya memiliki beberapa
prinsip, yaitu: siswa harus memiliki keinginan untuk belajar, siswa
harus mempunyai perhatian, siswa harus aktif dan belajar harus dapat memenuhi
kebutuhan siswa.
0 komentar:
Posting Komentar